makna simbolik beluk dalam tradisi masyarakat sunda pemaknaan dari simbolik tradisi 'beluk' dalam masyarakat sunda

Isi Artikel Utama

mahardiansyah suhadi
Renaldi Permana
Satria Yuda Permana

Abstrak

Beluk merupakan salah satu bentuk seni vokal tradisional yang hidup dalam budaya masyarakat Sunda, terutama di wilayah Priangan. Sebagai bagian dari kesenian lisan, beluk tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga mengandung nilai-nilai simbolik yang merefleksikan pandangan hidup, sistem nilai, dan struktur sosial masyarakat Sunda. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna simbolik yang terkandung dalam praktik seni beluk, baik dari segi bentuk pertunjukan, lirik, intonasi vokal, maupun konteks sosial tempat seni ini berkembang. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teori interaksionisme simbolik sebagai landasan analisis, penelitian ini menyoroti bagaimana simbol-simbol dalam beluk dimaknai oleh masyarakat, serta bagaimana makna tersebut dibentuk, dipertahankan, dan diwariskan melalui interaksi sosial. Hasil kajian menunjukkan bahwa beluk memuat simbol-simbol kultural yang mencerminkan nilai keselarasan dengan alam, keteguhan moral, spiritualitas, serta penghormatan terhadap leluhur. Simbol-simbol tersebut diinternalisasi oleh masyarakat melalui proses pewarisan budaya secara lisan dan menjadi bagian penting dalam identitas budaya Sunda. Dengan demikian, beluk bukan sekadar ekspresi seni, melainkan juga wahana komunikasi nilai-nilai budaya yang memperkuat ikatan sosial dan kontinuitas tradisi dalam masyarakat Sunda.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
suhadi, mahardiansyah, Permana, R. ., & Permana, S. Y. . (2025). makna simbolik beluk dalam tradisi masyarakat sunda: pemaknaan dari simbolik tradisi ’beluk’ dalam masyarakat sunda . INTELEKTUAL ( E-Journal Administrasi Publik Dan Ilmu Komunikasi ), 12(2), 158–172. https://doi.org/10.55499/intelektual.v12i2.1567
Bagian
Articles

Referensi

A. Smith, J. (2021). Interaksionisme Simbolik, Idiografi dan Studi Kasus: Rethinking Psychology. Nusamedia.

Abdullah, A. S. (2017).Ethnomathematics in perspective of sundanese culture. Journal on Mathematics Education, 8(1), 1–16.

https://doi.org/10.22342/jme.8.1.3877.1-15

Abid, M. (2019). Menumbuhkan Minat Generasi Muda Untuk Mempelajari Musik Tradisional. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, 2, 999–1015.

Achjar, K. A. H., Rusliyadi, M., Zaenurrosyid, A., Rumata, N. A., Nirwana, I., Abadi, A., & others. (2023). Metode penelitian kualitatif: Panduan praktis untuk analisis data kualitatif dan studi kasus. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Alamsyah, I. L., Aulya, N., & Satriya, S. H. (2024). Transformasi Media Dan Dinamika Komunikasi Dalam Era Digital : Tantangan Dan Peluang Ilmu Komunikasi. Jurnal Ilmiah Research Student, 1(3), 168–181.

Andung, P. A. (2010). Komunikasi Ritual Natoni Masyarakat Adat Boti Dalam di Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(1), 36–44.

APRIANI, N. D. P., SOEDARMO, U.R., & SONDARIKA, W. (2021). NilaiNilai Kearifan Lokal Kesenian Beluk Di Kampung Adat Kuta Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. 12(1),159–174. http://repository.unigal.ac.id/handle/123456789/2079

Apriyani, T. (2020). Identitas Budaya Toraja Dalam Novel Puya Ke Puya Karya Faisal Oddang. Mimesis, 1(1), 11. https://doi.org/10.12928/mms.v1i1.1534 Carter, M. J., & Fuller, C. (2015). Symbolic interactionism. Sociopedia. Isa, 1(1), 1–17.

Charmaz, K., Harris, S. R., & Irvine, L.(2019). The Social Self and Everyday Life. John Wiley & Sons. Denzin, N. K. (2008). Symbolic Interactionism and Cultural Studies: The Politics of Interpretation. In Symbolic Interactionism and Cultural Studies: The Politics of Interpretation. John Wiley & Sons. https://doi.org/10.1002/9780470698969 Derizal, D., Nurbaeti, N., &

Gunawijaya, J. (2024). Nilai-nilai Kearifan Lokal Kampung Naga di Era Modernisasi. Jurnal Ilmiah Global Education, 5(1), 188–199. https://doi.org/10.55681/jige.v5i1.1837

Efendi, E., Fadila, F., Tariq, K., Pratama, T., & Azmi, W. (2024). Interaksionisme Simbolik dan Prakmatis. Da’watuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting, 4(3), 1088–1095. https://doi.org/10.47467/dawatuna.v4i3. 514

Fahira, R., Setiadji, D., & Dharma, B. (n.d.). Analisis Kesenian Beluk Grup Candralijaya Kampung Cirangkong Desa Cikeusal Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya.

Fauzan, R., & Nashar, N. (2017). “Mempertahankan Tradisi, Melestarikan Budaya” (Kajian Historis dan Nilai Budaya Lokal Kesenian Terebang Gede di Kota Serang). Jurnal Candrasangkala Pendidikan Sejarah,3(1), 1.https://doi.org/10.30870/candrasangkala.v3i1.2882

Gustianingrum, P. W., & Affandi, I. (2016). Memaknai Nilai Kesenian Kuda Renggong dalam Upaya Melestarikan Budaya Daerah di Kabupten Sumedang. Journal of Urban Society’s Arts, 3(1),27–35.

Hasanah, A. (2015). Penanaman nilainilai karakter berbasis kearifan lokalBudaya Sunda untuk mengembangkanLife Skill siswa madrasah: PenelitianPada Madrasah Aliyah di Kota Bandung. Ilib. Uinsgd. Ac. Id, 3, 1–130.

Hidayat, A. (2017). Ritual Seren Taun Dalam Masyarakat Sunda (Studi Kasus Masyarakat Kampung Adat Urug Kabupaten Urug).

Hutapea, E. (2017). Identifikasi diri melalui simbol-simbol komunikasi (studi interaksionisme simbolik komunitas pemakai narkoba di DKI Jakarta). Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 2(01), 1–14. Liliweri, A. (2019). Pengantar studi kebudayaan. Nusamedia.

Manggala, I. N. (2018). Seni Beluk: Context and Lyrics. Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajaran, 1(3), 219. https://doi.org/10.35194/alinea.v1i3.418

Mardiah, S. (2025). Perubahan Fungsi dan Makna Kesenian Tradisional Dodod dalam Kehidupan Masyarakat (Studi Kasus Kampung Pamatang, Desa Mekarwangi, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang). Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ni’ma Tuljanna, A., S, A., & Zelfia, Z. (2023). Makna Komunikasi Simbolik Tope Le’leng Dalam Tradisi Masyarakat Suku Kajang Kabupaten Bulukumba. Respon Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ilmu Komunikasi, 4(1), 54–59. https://doi.org/10.33096/respon.v4i1.163

Novianti, E., & Sos, S. (2021). Teori Komunikasi Umum dan Aplikasinya. Penerbit Andi. Nurfajrin, D. (2023). Tradisi Lisan Ngabeluk Pada Masyarakat Sunda: Hegemoni Dan Representasi Identitas.

Arif Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal, 3(1), 24–42. https://doi.org/10.21009/arif.031.02

Nurhasanah, H., & others. (2021). Tradisi Mipit Pare dalam Menyambut Panen (Masyarakat Desa Rancaasih Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang-Jawa Barat). Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Octavia, S. S., & Nurlatifah, L. (2020). Implementasi Nilai-Nilai Kearifan Budaya Lokal Jawa Dan Sunda Sebagai Bahan Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan , 2, 487–497. P., S. A. (2013). Kesenian Beluk Di Desa Ciapus Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 5(2), 327. https://doi.org/10.30959/patanjala.v5i2. 147 Pongbangnga, R. R., Sampoerna, &Krisnawati, E. (2023). Makna Simbolik Pada Ritual “Unggah-Unggahan” Masyarakat BonokelingDi Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang JawaTengah. INNOVATIVE: Journal OfSocial Science Research, 3(2), 11578–11592.

Purba, C., & Siahaan, C. (2022). Efektivitas Komunikasi Verbal Dan Non Verbal Dalam Komunikasi Antar Budaya. Dialektika: Jurnal Bahasa,

Sastra Dan Budaya, 9(1), 106–117. https://doi.org/10.33541/dia.v9i1.3835 Quist-Adade, C. (2019). Symbolic interactionism: The basics. Vernon Press.

Rahim, Z., Fitrya S, A., & Hidayat, R.A. (2024). Komunikasi Verbal dan NonVerbal dalam Konteks Antar Budaya dan Agama. SHOUTIKA: Jurnal Studi Komunikasi Dan Dakwah, 4(2), 80–94.

Roosinda, F. W., Lestari, N. S., Utama, A. A. G. S., Anisah, H. U., Siahaan, A. L. S., Islamiati, S. H. D., Astiti, K. A.,

Hikmah, N., & Fasa, M. I. (2021). Metode penelitian kualitatif. Zahir Publishing.

Rosadi, M., & Iswanto, A. (2022). Religious and Harmonious Values in Beluk Tradition: A Study in Banjaran of Bandung Regency. 644(Islage 2021),

–184. Sahabuddin, C., Zulmaizar, M. M., &

Awainah, N. (2021). Sejarah Budaya Mandar. wawasan Ilmu.

Saputri, A. (2022). Komunikasi Simbolik dalam Upacara Pernikahan Adat Suku Rejang di Desa Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong. In Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu. UIN FATMAWATI SUKARNO BENGKULU.

Setiaji, D., Dharma, B., & others. (2024). Kesenian Beluk Kampung Cirangkong Desa Cikeusal Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya: Bentuk dan Struktur Grup Candralijaya. AWILARAS, 11(1), 62–79.

Setiawan, D. (2018). Dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap budaya. JURNAL SIMBOLIKA Research and Learning in Communication Study, 4(1), 62–72.

Shidiq, M., & Rizki, B. M. (2021). Perkembangan Kesenian Beluk di Desa Ciapus Banjaran. Panggung, 31(3), 374–384. https://doi.org/10.26742/panggung.v31i 3.1626

Solikah, A. U., Izzah, A., & Valeria, A. H. (2024). Corak Budaya Indonesia dalam Bingkai Kearifan Lokal. Uwais Inspirasi Indonesia.

Sugihartati, R. (2011). Dampak Kemajuan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Perkembangan Perilaku Membaca. 3.

Tila, R. (2023). Fungsi Kesenian Beluk Pada Masyarakat Adat Kasepuhan Cicarucub. Panggung, 33(3), 364–376.https://doi.org/10.26742/panggung.v33i3.2739

Wahyudin, A., Suhaya, S., & Permana, R. (2023). Kesenian Beluk Pada Masyarakat Kampung Kadu Heulang Desa Cisereh Kabupaten PandeglangBanten. MATRA: Jurnal Musik Tari Teater & Rupa, 2(2). https://doi.org/10.30870/m.v2i2.20129

Wulansary, S. (2024). MANIFESTASI FOLKLOR DEWI PADI: Simbol Kearifan Lokal tentang Keberlanjutan Pangan. Penerbit Peneleh.

Yanzi, H. (2018). Penguatan Tradisi Lisan Sebagai Upaya Eksistensi NilaiNilai Multikultur.

Zulkarnain, R. (2025). MelestarikanBudaya Leluhur oleh Generasi Muda.JKA, 2(1).